Tata Rias

Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Tata rias dalam teater mempunyai arti lebih spesifik yaitu seni mengubah wajah untuk menggambarkan karakter tokoh. Di dalam sebuah pertunjukkan teater tata rias merupakan salah satu unsur yang paling penting. Bentuk tata rias untuk setiap pemain teater selalu disesuaikan dengan peran yang dimainkan, misalnya jika seorang pemain memerankan tokoh antagonis maka tata rias yang digunakan akan disesuaikan dengan wajah orang yang pemarah. Rias menurut Endraswara (2011:97) adalah seni menggunakanbahan kosmetika untuk menciptakan wajah peran sesuai dengan tuntutan lakon.

Tata rias adalah seni mengguankan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan (Haryamawan, 1993:135). Terwujudnya wajah harus dipandang dari titik lihat audience, oleh sebab itu ada dua hal yang harus diperhatikan dalam tata rias pentas yaitu lighting dan jarak antara pemain dengan audience. Dalam hal ini tata rias digunakan untuk memberikan bantuan dengan jalan memberikan dandanan atau perubahan-perubahan pada para pemain hingga terbentuk dunia panggung dengan suasana yang kena dan wajar. Artinya tata rias dapat memberikan efek yang lain terhadap peran yang dimainkan oleh actor dalam pementasan sebuah teater, sehingga dapat menciptakan suasana yang sama dengan realita. Fungsi tata rias dapat dikatakan sebagai fungsi pokok, dapat juga dikatakan sebagai fungsi bantuan. Dapat dikatakan sebagai fungsi pokok ketika riasan tersebut benar-benar dibuat berbeda dengan wajah asli pemainnya. Misalnya ketika ada seorang gadis belia yang berperan sebagai nenek tua, atau

seorang wanita memainkan peran sebagai laki-laki. Sedangkan untuk fungsi bantuan dapat dicontohkan ketika ada seorang gadis muda di panggung harus memainkan peranan sebagai gadis muda, tetapi memerlukan riasan wajah, rambut, dan hal-hal kecil lainnya. Riasan akan terlihat lebih berhasil ketika pemain juga memiliki syarat-syarat watak, tipe, dan keahlian yang dibutuhkan oleh peranan yang akan dilakukannya. Dalam merias aktor atau aktris perlu adanya proses kreatif, hal ini diperlukan agar hasil kerjanya memiliki nilai artistik. Tata rias memerlukan jiwa seni, tujuannya agar sejalan dengan karakter yang dimainkan. Rias mengemban tugas sebagai berikut. Memperjelas apa yang akan dinyatakan tokoh. Menjelaskan kepribadian tokoh (jenis, bangsa, watak, usia) dan mengungkapkan hubungan logis tokoh dengan nilai hakiki keseluruhan lakon tersebut.

c.      Tata pakaian

Tata pakaian dengan tata rias memiliki keterkaitan, tata pakaian jugamemiliki peran yang sama dengan rias yaitu untuk membawakan peranannya sesuai dengan tuntutan lakon. Jika peranan tidak menghendaki kekhususan wajah, sebaiknya pemeran tokoh berdandan secantik mungkin, yaitu sejauh tingkah dramatiknya tidak dirugikan oleh dandanannya, karena pada dasarnya penoton lebih menyukai dengan sebuah keindahan (Haryamawan, 1993:136). Mengenai kepribadian, yang harus diperhatikan adalah bentuk tubuh secara keseluruhan, lebih daripada wajah. Harus ada perbandingan yang sesuai di dalam proses kemanusiaan umum terdapat di dalam diri seseorang. Misalnya ketika pemain drama memerankan seorang nenek tua, dengan wajah penuh kerutan dan rambut yang sudah beruban, tetapi bentuk dan sikap tubuh terlihat muda, tentulah akan nampak tidak sesuai atau terkesan lucu. Lebih baik penonton melihat pemain tersebut tidak tua daripada harus melihat pemain drama yang tidak bisa memperlihatkan ketuaanya, oleh sebab dalam tata rias juga harus memeperhatikan kepribadian pemainnya terlebih dalam bentuk tubuh secara keseluruhan. Dalam memilih alat rias, menurut (Endraswara, 2011:99) penata rias hendaklah memperhatikan beberapa hal yaitu alat rias yang tidak memiliki efek samping, jenis dan warna yang digunakan lengkap, mudah dihapus tetapi tidak luntur dengan keringat, dan dapat memberikan berbagai efek. Dilihat dari segi sifatnya tata rias diklasifikasikan menjadi lima yaitu.

a)   Rata dan halusnya base. Kegunaan base adalah untuk melindungi kulit, memudahkan pelaksanaan make-up dan penghapusannya.

b)  Kesamaan foundation, fungsinya untuk memberikan dasar kulit sesuai dengan warna kulit yang diperankan. Biasanya berwujud stick atau pasta.

c)   Lines ini berguna untuk memberikan batas anatomi wajah biasanya berupa eyebrow pencil, eyelash (pelengkap bulu mata), lipstick, higlight, dan shadow (menciptakan efek tiga dimensi). Rouge, bermanfaat untuk menghidupkan bagian pipi dekat mata tulang pipi, dagu, dan kelopak mata.

d)  Cleansing (cream). Cream pembersih efektif menghilangkan semua riasan yang sudah dibentuk.


Dalam merias seseorang memang dibutuhkan keahlian khusus dan pengalaman yang cukup agar make-up yang dibentuk dapat terlihat lebihmaksimal. Garis-garis yang digambarkan di wajah pemeran hendaklah dibuat sewajar dan sealamiah mungkin. Hal ini bertujuan agar dalam pementasan teater. Tata rias selalu akan menghasilkan watak atau seringkali rias yang menyesuaikan wataka pelaku (Endraswara, 2011:98). Melihat hubungan rias dengan watak yang akan diperankan, Waluyo (Endraswara, 2011:98) membagi jenis rias menjadai delapan, yaitu:

a.      Rias jenis

Pada rias jenis ini dilakukan ketika perias harus mengubah seorang lakilaki menjadi perempuan, atau perempuan menjadi laki-laki.

b.      Rias bangsa

Rias bangsa ini terjadi jika seorang pemain bangsa Indonesia memainkan peran sebagai orang asing (Inggris). Dalam hal ini diperlukan adanya pengetahuan terhadap bangsa-bangsa yang akan diperankan mulai dari wataknya, sifat bangsa, dan tipenya.

c.       Rias usia

Rias usia ini dapat diaplikasikan ketika seorang gadis belia memerankan seorang nenek tua.

d.      Rias tokoh dan watak

Pengertian rias tokoh digabungkan dengan rias watak, karena di dalam masyarakat orang dapat membedakan antara tokoh pelacur dengan tokoh ibu yanag saleh, umpamanya. Dari masing-masing tokoh tersebut jelas menunjukkan watak dan bentuk luar yang berbeda.

e.      Rias temporal

Rias yang dilakukan ketika terdapat perbedaan waktu dalam memerankan adegan. Misalnya rias orang bangun tidur dengan rias hendak ke pesta.

f.        Rias aksen

Riasan yang memberikan tekanan terhadap pemeran yang sudah mendekati peranan yang akan dimainkannya. Misalnya pemuda Jawa yang akan berperan sebagai pemuda Jawa.

g.      Rias local

Riasan yang ditentukan oleh tempat, misalnya riasan narapidana yang ada di dalam penjara berbeda dengan ketika ia sudah bebas.Praktek tata rias memaparkan urutan kerja dalam merias pemain.

Tata urutan kerja atau prosedur tata rias perlu diketahui agar proses berjalan secara efektif dengan hasil yang maksimal. Seorang penata rias dalam merias actor maupun aktrisnya tidak sembarang dalam mengaplikasikannya, butuh beberapa tahapan agar rias yang dihasilkan dapat sesuai dengan karakter yang diharapkan. Berikut ini urutan atau prosedur seorang penata rias dalam merias aktor atau aktrisnya.

a.      Persiapan

Persiapan merupakan tahapan yang penting dalam praktek tata rias. Seorang penata rias perlu melakukan persiapan berupa perencanaan, persiapan tempat, bahan dan peralatan, serta persiapan pemain.

b.      Perencanaan

Perencanaan dimulai dengan diskusi dengan sutradra, pemain, dan penata artistik yang lain. Penata rias mencatat masukan-masukan dari sutradara terkait dengan tata rias. Catatan sutradara sebagai masukan bagi penata rias untuk membuat desain atau rancangan.

c.       Persiapan tempat

Tempat untuk merias memiliki pengaruh yang cukup besarterhadap keberhasilan suatu hasil kerja. Tempat rias idealnya memiliki cermin yang dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Cermin yang dibutuhkan untuk tata rias setidaknya berukuran relatif besar sehingga mampu menangkap bagian tubuh dan wajah pemain secara utuh. Selain cermin juga dibutuhkan adanya kursi khusus untuk merias, misalnya kursi hidrolik yang bisa diputar dan dinaik-turunkan secara otomatis sehingga penata rias tidak perlu membungkuk atau berpindah tempat.

d.      Persiapan bahan dan peralatan

Seorang penata rias harus tahu bahan apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan kerjanya. Bahan dan peralatan ditata sedemikian rupa dan harus diketahui secara persis tempatnya agar saat praktek tidak disibukkan dengan mencari bahan atau alat yang harus digunakan.

e.      Persiapan pemain

Seorang penata rias harus bisa mengukur berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Termasuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan seorang pemain untuk siap dirias.

 

Desain

Desain adalah rancangan berupa gambar atau sketsa sebagai dasar penciptaan. Membuat desain pada dasarnya adalah menuangkan gagasan dalam bentuk gambar atau sketsa. Proses tata rias memerlukan desain sebelum bahan-bahan kosmetik diaplikasikan pada wajah pemain. Desain mempermudah kerja penata rias dengan hasil yang maksimal.

 

Merias

Desain pada akhirnya diaplikasikan pada pemeran. Seorang penata rias bekerja berdasarkan desain yang telah dibuat. Seorang penata rias bias menyerahkan sebagian pekerjaannya pada seorang asisten dengan tetap berpedoman pada desain. Penata rias melakukan kontrol dan penyempurnaan agar hasil sebagaimana yang diharapkan.