KAULINAN BARUDAK, Kaulinan yang artinya permainan, berasal dari kata ulin (main),
dan barudak artinya adalah anak-anak, orang Jawa Tengah
atau Jawa Timur menyebutnya dolanan bocah. Permainan anak-anak ini merupakan permainan
yang secara tradisi sudah ada sejak dahulu.
Tanggal
17 November 2020 SMK SUKAPURA KAB. TASIKMALAYA akan kedatangan tamu yang sangat
istimewa yaitu asesor Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Maka untuk menyambut
supaya acara meriah SMK SUKAPURA KAB. TASIKMALAYA mempersiapkan dari jauh jauh
hari sebuah pertunjukan seni, yang dipimpin oleh guru seni SMK SUKAPURA KAB.
TASIKMALAYA yaitu Darmawan Saleh yang akrab di panggil PADER lewat ide creativenya Pader menggaet semua ekstrakurikuler
yang ada di SMK SUKAPURA KAB. TASIKMALAYA untuk ikut berpartisipasi dalam acara
tersebut. Salah satunya yaitu eskul TEATER DAUN NGORA lewat ide creative nya Pader
berinisiatip untuk membawakan sebuah seni sunda yaitu KAULINAN BARUDAK khusus untuk
TEATER DAUN NGORA karena menurutnya KAULINAN BARUDAK sudah mulai hilang maka
kita mencoba mengingatkan Kembali akan SENI KAULINAN BARUDAK.
Sebelum
ada game-game permainan seperti Sega, Nintendo, Play Station, X-Box, dan era gadget serta game on line, anak-anak kecil terutama memiliki banyak
permainan untuk menhabiskan waktu luang mereka.
Permaianan ini biasanaya dilakukan setelah pulang sekolah, setelah
selesai belajar atau mengerjakan pekerjaan sekolah di rumah, selesai
membantu orang tua mereka, bahkan juga di saat istirahat pada waktu mereka di
sekolah. Apalagi pada waktu liburan sekolah, anak-anak di Tatar Sunda
mempunyai waktu yang panjang seharian memainkan berbagai macam kaulinan ini.
Ada permainan yang bisa dimainkan sendiri sendiri, ada permainan yang
dibuat untuk dimainkan berpasangan, ada juga permainan yang harus dimainkan
lebih dari dua orang. Selain itu juga, ada permainan yang khusus
dimainkan oleh anak-anak perempuan, permainan yang khusus dimainkan anak
laki-laki, dan permainan yang bisa dimainkan bersama anak perempuan dan anak laki-laki.
1. Ucing-ucingan
2. Ucing Sumput
3. Anjang-anjangan
Permainan ini biasanya paling banyak dilakukan oleh anak-anak perempuan., iasanya dimainkan lebih dari satu orang. Seorang anak berperan menjadi penjual makanan, ia pura-pura memasak menggunakan daun-daunan yang dipetik di sekitarnya, sementara temannya yang menjadi pembelinya. Atau kadang berperan menjadi dokter, guru, ibu rumah tangga, atau yang lain.
4. Oray-Orayan
Permainan ini biasanya dimainkan beramai-ramai, anak laki-laki dan perempuan. Dua anak berperan sebagai penjaga dengan menautkan tangan ke atas, sedangkan teman-temannya berbaris berjalan di bawah tangan penjaga itu. Sambil bernyanyi : "oray-orayan luar-leor ka sawah. Entong ka sawah, parena keur sedeng beukah." di ujung lagu, kedua penjaga menangkap anak yang persis berada di bawahnya.
5. Sapintrong
Permainan yang dimainkan oleh anak perempuan, yang menggunakan alat bantu dari karet gelang yang diuntun panjang menyerupai tali. Dua orang menainkan tali karet tersebut diputar-putar dan seorang lagi berloncat menghindari tali karet itu. Permainan biasanya dimainkan bergiliran sampai pada hitungan putaran tertentu.
6. Perang Gobang
Permainan ini dimainkan hanya oleh anak laki-laki. Mereka membuat pedang-pedangan dari bambu yang diraut halus. Layaknya para pendekar atau ksatria khayalan mereka, duel dilakukan dengan temannya yang menjadi lawan. Duel selesai jika kaki seorang anak tersentuh bagian pedang lawannya.
7. Galah Asin atau Galah Ulung atau Galah Jidar
Permainan yang dimainkan beramai-ramai oleh anak laki-laki dan perempuan. Sebidang tanah diberi batas kotak memanjang dan diberi garis-garis. Satu regu giliran menjadi penjaga yang ditempatkan di setiap garis. Satu regu berperan menjadi penerobos garis tersebut. Permainan selesai ketika semua anggota regu yang coba menerobos berhasil disentuh bagian badannya (mati) oleh penjaga.
8. Sondah
Permainan ini hanya dilakukan oleh anak perempuan. Sebidang tanah diberi tanda kotak-kotak dari yang besar sampai sangat kecil. Potongan genteng dilempar kedalam kotak itu, kemudian dipungut lagi dengan melakukan gerakan khusus (engkle - lompat dengan satu kaki dilipat).
9. Boy-boyan
Biasanya dimainkan anak laki-laki menggunakan bola yang dibuat dari
koran bekas dibungkus plastik. Bola dilemparkan ke arah seorang anak, tapi
tidak boleh kena kepala. Jika ia terkena bola tersebut, ia kena giliran
melemparkan bola mengejar kawan-kawannya
10. Gatrik
Dimainkan oleh anak laki-laki. Mengunakan sepasang bambu, satu panjang dan satu pendek. Dengan gerakan tertentu bambu yang pendek dilontarkan oleh bambu yang panjang. Jika berhasil ditangkap oleh regu penjaga, permainan selesai.
11. Momobilan
Permainan ini hanya dimainkan anak laki-laki, dan biasanya dilakukan pada saat liburan sekolah karena membutuhkan waktu yang lama membuatnya. Rangka mobil dibuat dari bambu, rodanya dari kulit jeruk bali atau sandal karet bekas, bodinya dari kulit jeruk atau kaleng bekas. Setelah selesai dibuat, mobil dibawa keliling kampung, menyusuri pematang sawah juga. Kadang pada malam hari permainan dilanjutkan, mobil dibawa jalan-jalan keliling kampung dengan penerangan lilin yang disimpan di bagian rangkanya.
12. Sasalimpetan
Sama seperti permainan oray-orayan, sasalimpetan penuh dengan canda tawa. Permainan dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan. Beberapa anak menautkan kaki mereka satu sama lain, lalu melakukan gerakan berputar sambil bernyanyi: "sasalimpetan.. jajahe aya nu panjang.. euy, euy.". Permainan selesai ketika tautan kaki itu terlepas, kemudian anak-anak yang lain bergiliran memainkannya.
13. Sorodot Gaplok
Permainan hanya dilakukan oleh anak laki-laki, menggunakan batu kali pipih. Cara mainnya ialah batu pipih seorang anak dilontarkan menggunakan telapak kaki bagian atas, ke arah batu lawannya yang disimpan dalam jarak tertentu. Permainan selesai ketika setiap batu yang berdiri berhasil dirubuhkan.
14. Congklak
Biasanya dimainkan anak perempuan, bisa sendirian atau berdua. Menggunakan papan kayu yang dilubangi, dimana setiap lubang berisi sejumlah biji sawo (atau kewuk- kulit kerang). Permainan selesai saat semua biji sawo yang ada di lubang habis diambil lawannya.
15. Ngadu Kaleci, Ngadu Langlayangan
Permainan ini hanya dilakukan anak laki-laki. Ngadu kaleci (kelereng)
biasanya dimainkan berdua atau beramai-ramai. Kelereng diarahkan ke arah
kelereng lawan, dan jika terkena, kelereng lawan boleh diambil.
Ngadu langlayangan (layangan) biasanya dimainkan sendiri. Layangan
dinaikkan ke udara, dan talinya digunakan sebagai pemutus layangan lain yang
ada di udara.
No comments
Post a Comment