PENOKOHAN DAN PERWATAKAN

  1. Klasifikasi Tokoh 
    • Penokohan erat hubungannya dengan perwatakan.Watak tokoh akan terlihat dalam dialog dan petunjuk lakuan atau petunjuk samping. Jenis dan warna dialog menunjukkan watak tokoh tersebut. Berdasarkan peran terhadap jalan cerita terdapat tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang mendukung cerita. Tokoh utama ini biasanya dibantu oleh tokoh-tokoh lain yang terlibat dalam cerita. Tokoh antagonis, adalah tokoh yang menentang cerita. Biasanya ada satu orang tokoh antagonis dan beberapa pembantunya yang menentang cerita. Tokoh Tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis. Berdasarkan peran dan fungsinya dalam lakon, terdapat tokoh sentral. Tokoh utama, dan tokoh pembantu. Tokoh sentral adalah tokoh yang paling menentukan gerak lakon, tokoh utama, tokoh penentang dan pendukung tokoh sentral. Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam rangkaian cerita. Sebagai contoh, kakek adalah tokoh sentral dalam naskah drama RT Nol/RW Nol, sedangkan tokoh utamanya adalah Ani dan Ina. Sedangkan tokoh pembantunya adalah Tompel, Babah Liem, dan Pincang. Klasifikasi tokoh dalam naskah ditandai oleh banyaknya dialog yang ditulis pengarang.

  2. Karakter Tokoh 
    • Ciri fisik 
      • Karakter tokoh dapat dipetakan dalam keadaan fisik, psikis, dan sosial.Ciri-ciri fisik dapat dilihat dari bentuk tubuh, wajah, dan warna suara.Tubuh yang tinggi lebih wibawa dibandingkan dengan yang pendek. Wajah yang tampan lebih berwibawa daripada yang buruk rupa, demikian pula suara yang merdu lebih berwibawa daripada suara yang cemeng. Untuk mempelajari warna suara perhatikan suara tokoh-tokoh wayang purwa. Tokoh-tokoh pandawa bertekanan rendah, halus, merdu, dan berwibawa. Berbeda dengan tokoh-tokoh Kurawa yang bersuara kasar, bertekanan tinggi, emosional dan keras. Demikian pula nada bicara Sampek, Damarwulan, dan Pronocitro cenderung seperti Pandawa, merdu dan berwibawa. 
    • Ciri Psikis 
      • Ciri-ciri psikis berkaitan dengan watak, kegemaran, standar moral, temperamen, ambisi, cita-cita dan kompleks psikologis yang dialami tokoh. Pemilihan aktor biasanya berhubungan dengan ciri-ciri yang melekat pada tokoh. Misalnya, untuk aktor yang bertemperamen kasar, bersuara keras, lebih cocok untuk memerankan tokoh antagonis. Sedangkan mereka yang bertemperamen lembut, bersuara datar dan tegas, baik untuk memerankan tokoh protagonis.
    • Ciri Sosiologis 
      • Berkaitan dengan keadaan sosiologis tokoh seperti status sosial dan jabatan, kelas sosial, ras, agama, dan ideologi. Keadaan sosiologis atau progresi seseorang sangat mempengaruhi perilaku. Profesi tertentu akan membuat tokoh melakukan hal berkait dengan profesinya. Aktor yang berlatar belakang dosen akan dapat memerankan tokoh pendidik dengan baik 14 daripada tokoh dengan latar belakang tentara atau polisi. Ciri sosiologi berkait profesi yang disandang tokoh seperti jabatan dan pekerjaan.